Kompas Klass

Saking sibuknya dengan berbagai project yang seru dan kreatif, saya hampir saja lupa posting salah satu project yang lumayan menyita tenaga tim OMG belakangan ini.  Yup, tanggal 28 Juni lalu OMG Consulting bekerjasama dengan tim bisnis Harian Kompas meluncurkan section baru dengan nama Kompas Klass.

Walau Newsweek sudah berhenti mencetak majalah mereka, saya tetap yakin bahwa print dan digital sebenarnya bisa berjalan bersamaan.  Saya tidak bisa membayangkan dunia tanpa koran, majalah cetak dan buku cetak.  Saya sangat senang karena bisa secara cepat membeli buku, majalah dan koran apa saja di dunia yang saya mau dan juga sangat efisien untuk penyimpanannya.

Namun ada sensasi yang berbeda kalau kita membaca secara fisik.  Saya tidak bisa bayangkan bagaimana capeknya mata kita, kalau hanya membaca dari tablet terus menerus.  Di buku 101 Creative Notes, saya juga jelaskan bahwa walau saya kerap break my routine namun saya tetap punya ritual dan salah satunya adalah membaca koran setiap pagi disertai secangkir teh manis.  Jadi sangat tepat kalau saya dan OMG Consulting diberi kesempatan oleh Kompas untuk ikut serta menciptakan konsep baru ini yang diluncurkan bersamaan dengan ulang tahun Kompas yang ke 48.

Konsep baru ini isinya rata-rata berkelas namun tetap sesuai dengan brand essence kompas dimana kami mencoba menggagas kualitas. Berpikir boleh out of the box namun ekseskusi tetap harus inside the box 🙂

Mulai dari rubrik yang saya tulis #Potret dimana saya akan memberikan inspirasi dari seorang public figure yang sukses karena memilih bahagia diatas uang.  Konsep pemotreatan pun dibuat dengan konsep portrait photography yang saat ini belum lazim dilakukan oleh sebuah koran.  Yes, sebagai market leader Kompas harus terus menaikkan standard industri.  Kalau nantinya mulai ada koran yang juga berani membuat foto berkonsep seperti rubrik #Potret kita mah senang-senang saja karena masyarakat diberikan foto-foto berkualitas.

Di edisi perdana, saya cukup beruntung punya banyak sahabat yang jago motret, salah satunya award winning photographer Jerry Aurum.  Hasilnya bisa dilihat diatas dan kalau penasaran dengan behind the scene-nya bisa mampir ke http://jerryaurum.com/wahyu-aditya/

Untuk rubrik #kuliner misalnya Kompas Klass akan menulis soal berbagai restoran dengan michelin star yang memang dikenal sangat tinggi kualitasnya. Bahkan restoran harus tutup lumayan panjang agar semua karyawan termasuk chef berbintang bisa annual leave sehingga saat buka, setiap tamu mendapatkan kualitas makanan dan service yang sama. Besar harapan kami tulisan-tulisan demi akan merangsang restoran di Indonesia bukan saja keren suasananya namun juga tinggi kualitas makanan dan servicenya.

Masih banyak rubrik-rubrik inspiratif dan bermanfaat akan hadir di Kompas Klass, yang pasti semuanya akan ditulis oleh kontributor yang berkualitas yang sudah 10.000 jam di bidangnya.  Selamat menikmati, as always… ditunggu komentar dan masukannya.

8 Comments

    1. Kalau menurut Tege, I Like Monday-nya Hard Rock Cafe konvensional ya boleh-boleh saja 🙂 Intinya kita sebagai orang kreatif boleh berpikir se-liar mungkin, namun harus tetap relevant sama diri kita/client atau brand kita. Saya tidak mungkin bikin sesuatu yang MTV banget untuk media seperti Harian Kompas, MTV Destination Nowhere sukses karena saya ciptakan untuk MTV. Sama seperti saat saya bikin hotel yang out of the box tapi tetap saya sesuaikan dengan owner hotel tersebut, saya tidak bikin sesuai dengan kesukaan saya 😉

      Sudah terlalu banyak contoh orang kreatif yang saking out of the box, berpikir tidak ada box… malah akhirnya out beneran 😉 alias tidak relevant dengan brand/produk yang mereka usung.

    1. Saat ini kontributor hand-picked by OMG Consulting, dicari penulis yang sudah 10.000 jam di bidangnya dan dilakukan tatap muka untuk memastikan ada beberapa tulisan awal yang sesuai dengan keinginan kontributor maupun Kompas Klass.

  1. Kalau ingin mengirim foto dan tulisan untuk Rubrik Plesir Kompas Klass syaratnya apa aja mas? Bagaimana syarat foto dan artikel/tulisannya?

    1. Kompas Klass menggunakan kontributor-kontributor yang sudah 10.000 jam di bidang tersebut. Jadi kalau Eddy perhatikan syaratnya adalah kirim CV about who you are dan kalau lolos seleksi, nantinya sebelum pergi ke suatu tempat pelesir, editor dari Kompas Klass akan kasih TOR sebelum berangkat.

Leave a Reply to tege Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.