Laskar Pelangi – Film bagus dan larisss

“Laskar Pelangi top abissss” demikian pesan dari Yan (one of my partner at the office) tertulis di XL blackberry messenger saya. “Kekuatan cerita atau kekuatan nama Laskar Pelangi yang membuat sukses?” lanjutnya bertanya.

Sebelum saya jelaskan jawaban saya di blog ini. Sebenarnya saya jadi tergelitik soal kekuatan cerita, karena plot cerita Laskar Pelangi sebenarnya mirip dengan plot cerita film Denias di 2006 yang mengantar film ini masuk nominasi kategori film asing untuk Oscar.

Denias juga bercerita mengenai area kaya hasil alam namun tidak berimbas pada penduduknya. Denias juga bercerita mengenai susahnya anak Indonesia di Papua mendapatkan pendidikan yang layak karena kebanyakan orang tua lebih prefer anaknya bekerja. Denias juga diangkat dari kisah nyata.

Denias berhasil menjadi film bagus namun sayang sekali kurang berhasil secara komersil.

Nah, kenapa Laskar Pelangi yang mendulang sukses komersial? (dan saya pribadi berharap Laskar Pelangi akan mendapatkan banyak award juga tentunya… Oscar ;)) Di opening weekend saja LP sudah berhasil menjual sebanyak 470.000 tiket dan tampaknya akan terus bertambah dan (mudah-mudahan) memecahkan rekor Ayat-Ayat Cinta.

Credibility. Faktor pertama yang membuat Mira Lesmana dan Riri Riza berhasil mendapatkan hak film untuk novel laris karya Andrea Hirata. Konon banyak produser dan sutradara yang meminta namun Andrea ‘memilih’ Mira dan Riri.

Best Seller Novel. Faktor ini plus credibility diatas yang membuat investor ‘percaya’ memberikan budget sedemikian besarnya (numbers pls google first) untuk memproduksi film lokal. Saya (melalui Blockbuzzter, selaku salah satu sponsorship consultant untuk film ini) sempat bertanya dengan sang investor, kalau rugi gimana pak? biaya pembuatan film ini tergolong besar untuk film yang produksinya di Indonesia… “Tidak apa-apa, menurut saya ceritanya bagus dan penting untuk ditonton orang banyak…”

Focus on each strength. Selain itu yang paling penting adalah semua pihak yang terlibat fokus pada kekuatan masing-masing. Saya cukup surprised dan senang saat nonton Premier LP di FX Platinum XXi, karena pada awal film tertulis Skenario oleh Salman Aristo (Aris adalah script writer Ayat Ayat Cinta) baru dibawahnya ditulis dibantu Mira Lesmana dan Riri Riza. Artinya Andrea Hirata selaku pengarang novel tidak ikut berkepentingan dalam script writing film ini. Walau tentunya kalau ditanya ke Aris tentunya Andrea Hirata adalah tokoh penting dalam proses penulisan script film ini, dari dialah Aris mendapatkan paling banyak input penting soal naskah film ini.

Jadi setiap orang fokus pada fungsi mereka masing-masing. Masih ingat film Gie (2005) yang menghabiskan 10 Milyar Rupiah. Riri Riza merangkap sebagai sutradara dan script writer.

Lesson learn here.  Use the best people and maximize their strength. Hasilnya menjadi lebih baik dan sangat pas. Aris sendiri sempat bertanya saat selesai premier, “Gimana mas?” jawab saya “Wah ris, pake nanya lagi…. top abisss!! congrats” jawab saya cepat.

Publicity. Tanpa mengembar gemborkan biaya produksi film yang terbilang kolosal. Laskar Pelangi melakukan publisitas yang pas, masuk ke Kick Andy (yang harus diakui juga menjadi faktor sukses novel Laskar Pelangi) untuk membahas film ini. Orang tentunya penasaran melihat akting para bocah asli Belitong, belum lagi tangis Cut Mini saat diwawancara Andy Noya dan tentunya saat Andrea Hirata bilang, “film ini lebih bagus daripada novelnya” makin penasaran-lah para pembaca novel tersebut dan tentunya pemirsa Kick Andy.

Soundtrack. Suka tidak suka soundtrack juga medium promosi yang sangat tepat. Saat tulisan ini saya buat lagu Laskar Pelangi dari Nidji sedang heavy rotation di radio-radio. Iklan RBT dengan cuplikan video clip Nidji 30 detik juga memancing penasaran orang yang belum menonton.

Jadi jawaban saya ke Yan adalah semua serba pas. Kekuatan cerita dan kekuatan nama Laskar Pelangi dimanfaatkan secara proporsional. Sebenarnya masih banyak lagi key success factor dari film Laskar Pelangi, but I save it for my next client… namanya juga consultant 😉

17 Comments

  1. ciye…. konsultan apa ni??

    “Denias juga bercerita mengenai susahnya anak Indonesia di Papua mendapatkan pendidikan yang layak”. saya juga mau bilang kayak gini..

    “karena kebanyakan orang tua lebih prefer anaknya bekerja”. atau karena kebanyakan orang tua lebih prepare anaknya untuk bekerja?

    prepare berarti mempersiapkan. dalam konteks ini, mungkin maksudnya orang tua lebih mempersiapkan anaknya untuk bekerja.

    atau mungkin prefer? yang berarti lebih suka. Prefer adalah sebuah comparison. tapi, untuk konteks ini, mengapa tidak ditulis “karena kebanyakan orang tua lebih suka anaknya bekerja”?

    nah, ternyata banyak hal yg bisa didiskusikan.

    mengenai laskar pelangi? haha haha, saya tertawa… tertawa melihat tingkah polah anak-anak Laskar Pelangi. dan bisa menangis bila mengingat mimpi mereka. hebat… bisa ke luar negeri \’o’/

    “saya jadi tergelitik soal kekuatan cerita”. iya, saya juga 😎

    bagaimana hasilnya?

    “Tak heran kalau kemudian film ini memecahkan rekor penonton terbanyak. Belum genap dua pekan sejak ditayangkan pertama kali, angka 1,3 juta penonton langsung tembus.”, dari liputan6.com.

  2. Beberapa hal yang membuat aku cinta film ini, satu, karena pernah baca bukunya, dua, based on true story, tiga, filmnya Mira Lesmana selalu membawa ‘pesan’, empat, seperti yang Mira pernah bilang, dia senang sekali kolaborasi dengan orang2 yang punya passion 😉 (untung dapet tiket gratisnya…) Catatan, bukunya mungkin cuman pas dibaca orang dewasa, karena kaya dengan kata2, dan knowledge Andrea Hirata tumpah ruah di situ. Tapi klo filmnya, bagus juga ditonton oleh anak2… 🙂 Mungkin malah sebaliknya, sehabis nonton film ini, orang malah pengen baca bukunya 😀

  3. betul Inge… walaupun jadi konsultan beberapa film… saya nggak pernah baca novel… (maklum saya mau fokus baca buku bisnis dan marketing aja…hehehe biar anak buah saya yang baca novelnya) tapi waktu nonton Laskar Pelangi… somehow saya jadi pengen baca novelnya…

    duh… ada waktu nggak ya… 😉

  4. yoris, gw dari daerah nih…
    gw mau buka usaha, tp gw bingung mau usaha apaan?soalnya daerah gw msh sepi, gak rame bngt.menurut lo gw usaha apaan yah…bls di email gw.

  5. Ups, I just klicked the ‘ leave a reply’. Sorry. This is rest of my comment, ……unfortunately it still doesn’t make me interested to watch it. [EGP kata si Mira Lesmana sama Riri R. Lho nonton kagak nggak ngaruh ke film gue ha…ha…ha….] My reason is clear alreday.
    Anyway, I think I did never say ‘this movie is good or bad’. What I said was it’s not interesting for me. They are different, right ?

    cheers

  6. soal laskar pelangi dan andrea hirata juga mira lesmana dan riri riza emang juga gak diragukan lagi
    dan yang terpenting…..
    kemampuan kerja tim, mental ‘pembelajar’ juga ‘kerja dari hati’ yang mendasari pihak-pihak yang terlibat
    menjadikan novel dan film laskar pelangi memang layak mendapat penilaian yang sangat positif…..

  7. Denias bagus, tapi jalinan ceritanya nggak kuat, bertele-tele. tidak berhasil mengaduk2 emosi. keberhasilan laskar pelangi adalah berhasil membaut orang ketawa, saat ikal jatuh cinta, dan membaut menangis saat lintang putus sekolah. yoris, saya udah beresin script presentasi unutk london, kpan puny waktu untuk konsul?

  8. jujur belakangan ini sempet jenuh sama film indo yang “BIASA”, tp berkat Laskar Pelangi, semangat nonton film indo jadi hidup lagi. Film yang menyentuh, mengobarkan semangat (cie…) yah begitulah potret dunia pendidikan di indonesia. “masih banyak, anak-anak putus sekolah..!!” sayang akyu bukan pewaris tahta kerajaan emas murni 24 karat ^_^. hanya bisa bersyukur kalo akyu masih beruntung bs mengenyam pendidikan ampe kuliah :))

  9. setuju dengan laras… dengan lakunya laskar pelangi… bisa memperpanjang napas kejayaan film indonesia… takutnya kalau nggak ada yang seperti laskar… penonton jadi jenuh…

    tunggu project terbaru saya 😉 Garden Hall Project

  10. hi
    i’m just wonder in one thing
    can i purchase that novel online?
    because i’m in the U.S, and i have tried to look for it in some sites
    and i found nothing
    can u help me to find this book internationally?

  11. numpang lewat juragan…

    menurut ane, pelem yang biasa2 aja atuh…
    judul yang menjual kali ya…

    monoton n anti klimak banget deh..
    wakakwakawakkka…
    macam gwa pengamat pelem aja.

Leave a Reply to yoris72sebastian Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.