Program Musik di Televisi

Membaca Kompas Minggu tgl 25 Oktober 2009, pojok bawah halaman satu berjudul “Dunia Artifisial Televisi”.  Sadar tidak sadar memang saat ini kita disuguhi oleh banyak program musik serupa yang (sayangnya) hanya menampilkan penonton artifisial.  Mereka bukanlah fans dari para musisi atau penyanyi yang tampil, melainkan penonton bayaran.

Saya jadi ingat program lawas saya waktu masih bekerja sebagai General Manager di Hard Rock Cafe, “I Like Monday”.  Saat itu saya selalu ‘menjual’ statement bahwa yang hadir ke HRC untuk nonton ILM adalah fans artis yang tampil dan juga Hardrockers setia yang keduanya adalah ‘Paying audience’. Dari situ saya berhasil menggaet Pepsi, Sony Ericsson, Telkomsel, Clas Mild dan masih banyak lagi sponsor untuk membuat ILM masuk ke TV nasional.

Kalaupun ada treatment khusus untuk para fans adalah harga khusus atas request dari band tertentu yang sudah mengelola fans mereka. Sadar tidak sadar, ini adalah langkah untuk memupuk kecintaan fans terhadap artis pujaannya dan juga untuk terus mengguliran industry.

Sejak ILM dijalankan pada tahun 1996, banyak program serupa juga dijalankan.  Sehingga artis makin sering konser tunggal dan membuat mereka mampu merekrut manager dan crew tetap.

Kalau kita jeli menonton, program ILM mampu menunjukkan bagaimana mimik seorang fans saat menonton dan berjumpa dengan artis yang mereka idolakan.  Sangat berbeda antara paying audience dengan penonton bayaran.  Belum lagi hype yang dirasakan oleh band yang tampil, tentu mood mereka juga sangat tinggi saat bernyanyi di depan penonton yang benar-benar suka dengan lagu-lagu mereka.

Kalaupun terpaksa membuat program musik yang tidak memungut bayaran, kemarin saat membuat konsep program “Clas Music Heroes” untuk Clas Mild yang ditayangkan di Trans7, saya memang mengundang para fans dari penampil tanpa ada iklan di radio.  Tujuannya untuk melihat seberapa jauh fans mereka benar-benar loyal dan fanatik.

Liat saja foto dibawah ini, bagaimana Changcut Rangers di Batam yang bukan saja banyak, namun mereka rela berdandan ala Changcuters.  Hal seperti ini yang perlu ditampilkan secara rutin di TV sehingga memancing fans band lain untuk tampil lebih baik.  Kalaupun TV punya budget untuk membayar penonton, IMHO lebih dijadikan merchandise eksklusif yang diberikan saat fans datang.

Jadi perlahan tapi pasti, kita bisa melihat penonton artifisial pun  berkurang bahkan tidak ada sama sekali 😉

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.