Travel Abroad Broaden Your Vision

Saya baru-baru ini berkesempatan mengunjungi Manchester. Sejak beberapa tahun terakhir ini, memang saya sudah menjadwalkan untuk pergi ke luar negri minimal 2 kali setahun. Baik itu perjalanan bisnis maupun liburan. Intinya saya keluar dari rutinitas dan melakukan perjalanan penjang.

Seeing new things. Membuat kita tahu lebih banyak. Membuat kita bisa banyak terinspirasi. Ingat, biasakan untuk ambil inspirasinya dan jangan hanya copy and paste. Tidak semua hal di luar negri yang bisa dijalankan di negri kita ini.

Apalagi, untuk menjadi seorang yang kreatif kita harus selalu berusaha membuat yang berbeda. Amati dengan cermat, hal apa saja yang berbeda dan bisa diambil pelajarannya.

Sekali lagi ini memang adalah investasi. Bagus kalau kita bisa membuat tabungan khusus setiap bulan untuk biaya jalan-jalan ke luar negri. Atau kalau kita karyawan dan memiliki pendapatan tetap yang lumayan, bisa juga ambil cicilan kartu kredit sehingga biaya yang keluar tidak langsung ditanggung sekaligus.

Daripada cicil handphone yang canggih, saya lebih memilih handphone biasa tapi bisa ke luar negri. Karena dengan pergi ke luar negri, saya bisa menjadi lebih kreatif dan di kemudian hari, kreativitas saya akan membuat saya mampu membeli handphone yang canggih.

monkey-buddha.jpg

Salah satu alasan kenapa saya memilih pergi ke Manchester International Festival (MIF) bukan ke festival legendaris Glastonbury yang diadakan dalam waktu bersamaan di Inggris bulan Juni lalu adalah karena MIF adalah festival yang menampilkan new work, sesuatu yang baru dan bersifat world premiere. Glastonbury bisa saya tonton di DVD sementara MIF belum tentu karena ini adalah kali pertama diadakan.

Disana saya melihat berbagai hal original. Yang paling menarik adalah sirkus opera Monkey: Journey to the West. Sirkus dan sutradara teater asal China berkolaborasi dengan Damon Albarn dan Jamie Hewlett asal Inggris yang sudah kita kenal lewat karyanya Gorilaz.

Senang melihat kreativitas bisa dijual dan menghidupi sebuah kota kecil dengan penduduk 400.000 (kalaupun ditambah kota sekitarnya menjadi 2,5 juta orang) dan pagelaran yang diadakan 18 hari ini ternyata didanai sebagian oleh Manchester City Council (bahasa lokalnya: pemda).

Jadi pemda setempat tidak hanya mendanai acara kebudayaan tradisional, mereka juga memilih MIF karena festival modern seperti ini mampu menyedot banyak turis lokal dan internasional. Bayangkan, harga hotel melambung dan tetap saja penuh. Restoran dan café sudah tentu jadi ikutan untung. Belum lagi toko-toko dan mall yang juga mendadak ramai. Belum lagi melihat para turis asia yang seliweran membawa paper bag Hard Rock Café dan Manchester United.

Pabrik-pabrik yang sudah tutup karena tidak kuat bersaing dengan pabrik China, sekarang malah dilestarikan dan dijadikan museum. Manchester sekarang ber-evolusi tidak lagi menjad kota industrial. Wah, seru juga ya kalau Bandung bisa seperti mereka. Musik, Fashion, Movie, Design you name it!

Mungkin ada yang bertanya, kok bisa ya pergi nonton festival bukan hanya enjoying the show tapi pulang dengan berbagai macam pandangan baru. Jawabannya simple: biasakan. Insights bisa didapatkan kalo kita terbiasa mengamati hal-hal biasa dari angle yang berbeda. Kalau yang ini harus dibiasakan walaupun sedang di Jakarta, gak harus ke luar negri dulu.

So plan your travel soon and train yourself to get insights, my friend.

Diambil dari majalah Clear – kolom YORISSAYS every person is a creative person

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.