Pep Guardiola – Young on Top

Kebetulan saya beruntung terpilih menjadi salah satu narasumber Kick Andy dalam episode “Young on Top” beberapa minggu yang lalu. Dalam episode tersebut diperlihatkan narasumber orang-orang yang mampu sukses karirnya di usia muda sesuai dengan buku dengan judul yang sama karya Billy Boen, sahabat saya yang kini memimpin Haagen-Dazs dan Hard Rock Café Indonesia.

Gara-gara episode tersebut, Facebook dan blog saya banjir komentar dan pertanyaan seputar bagaimana saya bisa menjadi General Manager walau hanya bermodalkan gelar lulusan SMA. Sungguh senang bisa memberi inspirasi namun perlu digaris bawahi bahwa saya sendiri sangat menyukai yang namanya belajar termasuk belajar di bangku kuliah.

Sejak beberapa tahun terakhir ini saya sudah mempertimbangkan untuk ambil S2, namun karena kesibukan yang luar biasa, niat tersebut saya simpan dulu. Sayang kan biayanya kalau sampai sudah bayar dan saya sendiri masih sibuk dengan OMG Consulting saya. Nanti terulang kejadian seperti saat kuliah S1 di Akuntansi Universitas Atmajaya, yang terpaksa saya tinggalkan untuk konsentrasi karir di Hard Rock Café supaya dua-duanya tidak setengah-setengah.

Jadi selain kreatif kita juga harus pintar dalam menentukan langkah. Jangan meninggalkan kuliah yang masih dibiayai orang tua kalau karir atau usaha yang kita jalankan belum bisa memberikan hasil ekonomi yang lumayan untuk mandiri.

Yang pasti episode tersebut memberi inspirasi kepada banyak orang bahwa sukses di usia muda dan menduduki posisi puncak itu MUNGKIN.

Inspirasi buat anak muda dan (seharusnya) juga untuk para pimpinan perusahaan untuk mulai memberi kesempatan kepada yang muda untuk memimpin selama anak muda tersebut memiliki kemampuan.

Semakin banyak contoh sukses di Indonesia maupun di luar negri. Salah satunya bagaimana Joan Laporta, Presiden Barcelona FC yang ‘mengambil resiko’ dengan memberi kesempatan kepada seorang ‘rookie’ manager bernama Pep Guardiola untuk menjadi pelatih kepala salah satu klub bola terbesar di dunia yang memiliki segudang piala dan diisi oleh bertaburan pemain bintang.

pep-guardiola

Sebagai pelatih muda berusia 38 tahun, Pep sempat diragukan banyak orang awalnya. Apalagi saat itu prestasi Barca sedang menurun dibawah kepemimpinan Frank Rikjard, mereka tidak pernah juara dalam 2 musim terakhir. Namun sang presiden, Joan Laporta tidak terpengaruh dan terus memberi support walau di awal musim Barcelona hanya mampu mengoleksi 1 poin dari 6 laga awal. Sebuah start terburuk dalam sejarah Barca sejak tahun 1984.

Disinilah kita harus melihat bahwa tidak ada yang instant. Give people a chance to start what they have started dan kasih mereka otoritas penuh. Joan Laporta yang punya segudang pengalaman sebagai pemilik cukup memberi masukan tanpa intervensi. Kita bisa melihat banyak klub besar yang akhirnya runtuh karena campur tangan pemilik terlalu dominan. Lihat saja Newcastle United yang tahun ini kena degradasi dan keluar dari Premier League karena terlalu sering mengganti pelatih kepala. Salah satunya Kevin Keegan yang akhirnya mengundurkan diri karena terlalu banyak campur tangan pemilik.

Lantas bagaimana dengan hasil Pep Guardiola? Treble winner di tahun pertama melatih. Barcelona FC langsung memenangi Liga Spanyol, Piala Liga Spanyol dan Liga Champions. Pep Guardiola menjadi pelatih termuda yang pernah membawa timnya menang Liga Champions. Masuk Guinness Book of Record 2009 harusnya ya 😉 Saya yakin ada kerja keras dan creativity di balik kesuksesan Pep Guardiola. Saya jadi ingat waktu saya diberi ‘tantangan’ menjadi General Manager Hard Rock Café Jakarta di usia 26 tahun. Saya langsung bekerja siang dan malam dengan sepenuh hati, melakukan berbagai terobosan kreatif untuk meningkatkan sales dan memperbaiki profitabilitas. MRA Group selaku pemilik HRC memberi guidance yang cukup namun mendukung penuh gagasan-gagasan GM yang terkadang sangat provokatif. Hasilnya? double profit di tahun berikutnya 😉

Mungkin begitulah saat seorang muda diberi kesempatan, banyak yang meragukan sehingga ada semacam double energi yang dilakukan untuk membuktikan keraguan tersebut salah.

Kisah sukses para “Young on Top” ini membuka mata banyak pimpinan perusahaan untuk memberi kesempatan pada orang muda untuk memimpin. Bersiaplah… kesempatan datang tak terduga. Pep Guardiola adalah pelatih tim yunior Barcelona. Siapa yang menyangka saat prestasi Frank Rikjard menurun, Pep yang diberi kesempatan menggantikannya menjadi pelatih kepala Barcelona FC.

So please get yourself ready, starting from today my friend…

artikel ini sudah pernah dimuat di www.kickandy.com May 2009

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.