Gara-gara membaca Kompas hari ini tentang produk placement di film “Di Bawah Lindungan Ka’bah” saya jadi keinget untuk menulis soal product placement di film.
Kalau menurut Wikipedia, Product placement, or embedded marketing,is a form of advertisement, where branded goods or services are placed in a context usually devoid of ads, such as movies, music videos, the story line of television shows, or news programs. The product placement is often not disclosed at the time that the good or service is featured. Product placement became common in the 1980s.
Titipan ini tentunya bertujuan supaya meningkatnya awareness ataupun sales dari branded goods or services yang ada di film.
Nah salah satu contoh yang paling fenomenal saat itu adalah saat film E.T. the Extra-Terrestrial dirilis tahun 1982 dimana film ini melambungkan pamor dan juga penjualan dari Reese’s Pieces hingga 65% padahal sebenarnya product placement ini ditawarkan ke M&M / Mars lebih dahulu. Reese’s Pieces sebenarnya sudah ada sejak tahun 1978 namun baru di tahun 1982 lah produk mereka meledak berkat product placement di film E.T. ini.
Sejak itu product placement di film-film mapun program televisi semakin banyak. Salah satu favorit saya sepanjang masa adalah Fedex di film Cast Away. Karena menurut saya, bukan lagi semata-mata product placement, tapi Fedex di film sudah menyatu dengan cerita tanpa kita sebagai penonton merasa terganggu.
Apalagi kalau sampai mengganggu plot cerita film yang sedang mengambil cerita tahun 1920 seperti “Di Bawah Lindungan Ka’bah”. Saya sepakat dengan harian Kompas, sayang sekali semua upaya membawa suasana 1920-an ke film seperti kereta uap, stasiun tua, pedati tua, pasar dan perkampungan Minang hingga membangun surau lengkap dengan kincir airnya, kalau akhirnya banyak product placement yang jelas-jelas di tahun tersebut belum ada.
It’s not just about the presence… it’s about meaningful presence… sehingga penonton tidak merasa terganggu dengan hadirnya ‘titipan-titipan’ dari sponsor 😉
17 Comments
jadi penasaran sama product apa, apakah jadi harus menontonnya ? 😀
tinggal browse aja… ada ditulis di koran-koran kok… tapi kalau bisa nonton lebih baik 🙂 support our local movies
jadi inget ada temen jadi ngebet beli produk sepeda lipat setelah baca manga yotsuba … ^^
hmm, nice artikel.. :)jadi pengen nonton 🙂
iya nonton ya… support local movies 🙂
yg cast away nendang meski tetep aja ga begitu nyambung :))
mas yoris… izin link webnya yaaa… sangat menginspirasi… thank you so much:)
terima kasih 🙂
Kurang lengkap ah, kok yang “Di Bawah Lindungan Ka’abah” nggak diulas supaya lebih jelas? Males atuh nyari lagi di Kompas…
produk apa tuh…
produknya dibahas kok di koran-koran… gak enak disebut disini 🙂
Penonton nggak terganggu kalau menonton film dengan menganggap ‘product replacement’ itu adalah bagian dari cerita. Malah jadinya seru. Tapi nggak sengaja dan nggak disadari penonton,brand-nya sudah masuk dalam ingatan.Tq.
hey… long time no hear from you 🙂 yes… walau film adalah fiksi but make it beliavable 😉
woow keren mas ulasannya, jadi inget film2 warkop yang suka nyisipin iklan terang-terangan.. hehehe
Masih mending Warkop 🙂 walau built in nya kasar namun masih realistis 🙂 as i said… movie is fiction but make it believable 😉
paling zonk itu product placement di fim Habibie dan ainun, tiba-tiba habibi ainun dikasih ge*ry chocolatos pas Habibie masih jadi menteri, dialog dan plotnya dipaksa.. itu kisah nyata dan ger*y chocolatos belum diproduksi saat itu..
@Dawin: Iya sedih ya… Movie is fiction, but make it believable 🙂