Kemarin linimasa dihebohkan dengan berita hilangnya Titis, Financial Planner dari QM FInancial. Apalagi setelah berita ini masuk ke detikcom: Sebelum Hilang, Titis Sempat Temui Klien di Mal Kelapa Gading sehingga beritanya menjadi lebih besar lagi. Kini setelah Titis ditemukan, muncul pro-kontra.
Tentunya sangat disayangkan, Titis membuat heboh sejagat social media karena dikhawatirkan diculik di taksi namun ternyata ‘menghilang’ karena masalah keluarga.
Buat saya, selalu ada hal positif dari setiap kejadian. Apa saja itu?Pertama, untuk yang sering ambil taksi di mall atau di jalan, kita jadi lebih aware bahwa sebaiknya sesama pasangan saling info naik taksi no berapa, plat no berapa dan ciri-ciri supir taksi seperti apa. (Lebih baik preventif daripada benar-benar kejadian ke diri kita atau relasi terdekat kita).
Saya langsung bilang istri saya sepenting apapun acaranya, lebih baik terlambat daripada memaksakan naik taksi yang tidak jelas. (Sempat tidak jelas Titis naik taksi apa dan kesannya dia buru-buru mau nyusul nonton sama anak-anak di weekend tersebut). Lebih baik lagi kalau pesan taksi langsung dari Blue Bird ataupun lewat apps. Pelajarannya kita harus lebih organize dengan waktu dan tidak mengambil risiko.
Walau kasus hilangnya Titis ini ternyata karena masalah keluarga, bukan berarti lain kali kita segera ‘tidak percaya’ lagi kalau ada kabar seperti ini. Kita adalah masyarakat yang sosial. Kita bisa membantu dengan ide dan masukan kepada teman kita yang kehilangan. Sangat wajar kalau mereka panik. Bayangkan kalau ini terjadi pada kita sendiri. Justru kita yang tidak panik, perlu membantu.
Saya tidak merasa rugi karena sudah berdoa, sudah mencoba kasih saran lewat twitter dan ternyata yang hilang tidak benar-benar hilang. I believe in good karma. Selama yang saya lakukan adalah benar.
Saya justru tidak simpatik kalau berita hilang tersebut hanya marketing campaign. Berharap viral marketing namun melakukan kebohongan secara sengaja. Titis tidak menyangka ‘hilangnya dirinya’ akan menjadi berita besar seperti ini. Ligwina sebagai CEO QM financial, all out berupaya mencari Titis. Suaminya, Dondi berjam-jam melihat CCTV di Kelapa Gading Mall untuk melihat Titis naik taksi apa dan no berapa. Bukan hanya jadi berita besar tapi benar-benar merepotkan.
Pelajaran lagi untuk kita semua (secara pribadi) untuk lebih berhati-hati sebelum mengambil sebuah keputusan. Di jaman social media seperti ini, semua hal bisa jadi besar. Sementara untuk perusahaan yang mau bikin sesuatu yang out of the box sebagai marketing campaign, harus test dengan teman dekat yang kritis dan independent. Saya sendiri kerap mengubah ide kreatif saya yang gokil setelah dapat masukan dari mentor saya yang senior.
Tapi inti dari saya untuk kejadian ini: We support because WE CARE. That’s already good and we should stay good.Dan bila terjadi lagi dari lingkaran dekat saya, saya pasti akan tetap support lagi in many ways I can.
2 Comments
Stuju bro, Membaca tulisan Anda membantu saya yg sedang berproses untuk terus tetap berpikiran positif dalam menghadapi segala hal, termasuk menyikapi berita hilangnya mbak Titis ini.
Wajar kok bro, saya juga dulu sering berpikiran negatif namun pas pelan2 sering berpikiran positif, hasilnya jauh lebih positif. Akhirnya keterusan think positif terus deh.