Creative Solution untuk atasi Stress

Pagi ini, saya membaca laporan akhir tahun Kompas yang berjudul “Jakarta Ruwet Jakarta Stress”.  Ada benarnya juga.  Dalam setahun ini terjadi banyak sekali kejadian yang berhubungan dengan stress.

Mungkin sudah saatnya Jakarta berbenah diri dan memberi lingkungan yang kondusif untuk warganya.  Satu hal yang sudah mulai terlihat sejak kepemimpinan Bang Foke alias Pak Fauzi Bowo adalah mulai banyaknya taman yang dibangun menjadi ruang publik. Salut for this!

Selain itu menurut saya, Jakarta perlu lebih banyak fasilitas olahraga. Semua orang tau dengan rutin berolahraga, resiko stress akan lebih kecil.  Namun tidak semua orang suka olahraga.  Ada ide lain? Sebenarnya kalau saya mengambil inspirasi dari UK dan US, mereka disana secara sistimatik menggunakan olahraga sebagai salah satu sarana pelampiasan stress secara positif.

Di US, kita semua tau dengan kompetisi basket ball bernama NBA.  Disana kita bisa nonton basket, sambil memberi semangat dan sesekali memarahi pemain pujaan kita kalau salah.  Demikian pula di UK yang kita kenal dengan EPL alias English Premier League.  Saya beruntung pernah nonton pertandingan sepak bola disana.  Emosi tersalurkan secara positif disana… bahkan walaupun kita sering maki-maki pemain namun suara kita tenggelam diantara riuhnya stadion.

rame2 chelsea 05

Sementara di Jakarta, karena kita tidak punya sarana penyaluran positif emosi kita… kita akhirnya memarahi supir kita untuk masalah kecil.  Memarahi staff kita dan bahkan berantem dengan pasangan untuk masalah yang tidak besar.  Ujung-ujungnya kita menjadi stress.

So, untuk Jakarta apakah kita harus bikin lebih banyak Stadion Bola? atau Hall Basket?  As usual, Thinking out of the box – Execute Inside the Box tidak mau copy paste yang terjadi di luar.  Kita punya sesuatu yang Indonesia banget, tidak pernah berantem (not that i know) dan sangat membanggakan.

Apalagi kalau bukan Badminton.  Salah satu dari sedikit olahraga kita yang tingkat dunia!!! Saya bermimpi nanti akan ada King Smash Hall, Rudy Hartono Hall atau Alan – Susi Hall… nggak papa kan… toh banyak mimpi-mimpi saya yang kemudian menjadi kejadian.  Kalau mengambil quote dari film sang Pemimpi, “Bermimpilah… maka Tuhan akan memeluk mimpimu”

13 Comments

  1. hmm, kalo mimpi nisa sih di Indonesia di banyakin toko buku aja, tapi di toko buku itu ga cuman toko buku aja, di dalemnya ada tempat bacanya juga, ada cafenya, trus ada kegiatan atau pelatihannya gitu. Yah..semacam Tobucil itu lah.Karena tempatnya yang unik dan dalem tokonya juga beragam, jadi ga cuma jual buku2 aja.
    apalgi di palangkaraya belum ada toko seperti Tobucil.hehe.

    1. kemarin sih ngobrol dengan temen2 Bike To Work, jalur sepeda sedang dibuat dibeberapa lokasi 🙂 kita tunggu saja 😉

  2. Wih, kalo aja org2 pemerintahan bisa berpikir sampai ke sana! Banyak sarana melepas lelah untuk masyarakat pastinya oke tuh!
    Coba aja orang2 yang punya hobi tertentu bisa membuat tempat yang dijadikan sarana seperti itu. Seperti Rumbuk, alias rumah buku… Di sana byk org2 yg memang hobi baca bisa setidaknya melepaskan lelahnya dgn buku2 yg tersedia di sana.

    =)

  3. wow..keren om yoris..salam kenal yah ^_^ kadang memang ide2 itu diambil dari sekitar kita dan yg simple terkadang kita lewatkan.

    Soal mimpi? itu yg paling saya percaya =) Oia mau nanya soal aplikasi sederhana “Thinking out of the box – Execute Inside the Box” versi om yoris itu memulainya gimana? bisa kasih tips yg real gak biar bisa terbentuk di pola pikir kita pemikiran seperti itu ^_^

    Salam
    Purwo

    1. “Thinking out of the box – Execute Inside the Box” versi saya sebenarnya simple Purwo… Jadi walaupun terkesan gokil… gila-gilaan… dan sangat out of the box… namun saya tidak setuju kalau sekdar mencari sensasi semata… hanya untuk awareness…

      Sering sekali kita terjebak dengan inovasi namun tidak ada hasilnya yang jelas.

      Contoh paling sederhana adalah kesalahan saya sendiri (lebih enak membicarakan salah kita sendiri, daripada membicarakan kesalahan orang lain) waktu saya bikin launching Padi di atas atap Sarinah… semua orang membicarakan kehebohan tersebut namun album baru Padi tidak laku… karena launching tersebut memang sekedar heboh saja tanpa ada relevansinya dengan album baru Padi… wajar saja kalau albumnya tidak laku…

      Jadi buatlah hal yang out of the box, namun eksekusi harus inside the box… jangan out of the box tapi malah out beneran hehehe

  4. Pak Yoris Sebastian, kami ada client yang minta di latih oleh Bapak “In House training tentang Creative.
    Tolong berikan kami harga dan materi apa saja yang Bapak ajarkan.
    Saya tunggu kabar baiknya ya Pak.

    Terima kasih.

  5. kalau dari tulisan mas bahwa teriak di bisa ngilangin stres khususnya seperti pada saat nonton bola “kebetulan saya suporter TIMNAS” bener juga tuh, teriak bisa sedikit mengurangi stres, 🙂

    nah kalo teriak bisa ngurangi stres kenapa kita gak pake konsep The Box O Channel
    di jakarta yang terkenal kota metropolitan ini belum ada sebuah wadah untuk teriak atau menghilangkan stres.

    di tempat itu, setiap orang bebas untuk berteriak, dan mengeluarkan umpatan2 yang membuat mereka stres…

    dan selain itu juga, bisa di lombakan…
    dengan kategori2 tertentu, “teriakan terkeras, umpatan paling sopan 😛 dll”

    selain mereka bisa menghilangkan stress, mereka pun bisa dapet hadiah..
    😉
    “stress hilang hadiah pun di dapat”

    sepertinya cocok untuk yang di Medan 😀

    btw, biasanya update web di tulis juga mas di FB…
    tumben, 😛

    Happy new year ya mas….

    1. Kalau konsep The Box O Channel sebenarnya bisa juga… di Canada tempat aslinya O Channel mengambil ide tsb lumayan jalan karena orang Canada cukup ekspresif…

      Kalau nonton Bola atau Basket kan juga jadi gaya hidup… tentunya orang belum tentu mau teriak2 di dalam box… nanti disangkain orang gila hehehe

      Nonton bola atau basket juga buat networking… buat entertain client dan masih banyak lagi manfaatnya… bukan sekedar melepaskan stress secara positif saja…

      di FB nggak ada? kayaknya ada deh… 🙂

      Happy New Year Rezi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.