Last week saya baru saja kasih seminar soal Millenials & Creativity untuk teman-teman Mizone Asia di Guangzhou. Salah satu hal yang saya angkat dan jadi topik hangat bahkan sampai dinner adalah soal Millenials at work. Ternyata hampir semua negara di Asia yang ikut meeting (China, India, Indonesia dan Philippines) mengalami masalah yang sama, Millenials at work tidak loyal with one company, tidak seperti jaman saya dulu mulai meniti karir.
Yup, jaman sudah berubah. Millenials (yang lahir antara tahun 1980 sampe tahun 2000) sekarang memang tidak sesabar generation X dulu menunggu kesempatan. Bukan saja di pekerjaan, di dunia olahraga pun begitu. Kita lihat saja Paul Pogba, pemain sepakbola kelahiran 15 Maret 1993 ini tidak sabar saat jarang mendapat kesempatan untuk bermain di Manchester United.
Pogba pindah ke Juventus, untuk 4 tahun contract di season 2012/13 sejak Agustus lalu. Lebih sering bermain dan mencetak gol bersama Juventus yang kemudian menjadi Juara Liga Italia, Pogba tampil gemilang di U20 World Cup dan membawa Perancis meraih juara.
Lalu inspirasi buat para millenials?
Menurut saya pindah boleh-boleh saja, asal bukan semata-mata karena faktor gaji. Paul Pogba pindah ke Juventus supaya mendapat lebih banyak kesempatan main, bukan karena gaji. Pogba mencari club yang bisa memberinya kesempatan untuk bisa berkontribusi. Jadi bila di kantor tempat kita bekerja, hanya bekerja tanpa berkontribusi, bolehlah kita memikirkan untuk pindah. Namun, jangan pindah ke kantor lain hanya karena posisi lebih tinggi atau karena gaji lebih tinggi. Carilah kantor yang punya selalu memberi ilmu sembari kita bekerja, memberi kesempatan untuk berkarya bukan sekedar bekerja.
Selain itu hati-hati, jangan sampai rumput tetangga tidak sehijau tampaknya. Benar-benar check dulu sebelum kirim application, sayang sekali kalau sudah pindah dan ternyata tetap tidak bisa berkontribusi.
Buat para pemimpin perusahaan, harus lebih kreatif menghadapi generasi millenials. Pelajari apa saja yang penting buat mereka? Yang penting buat generation x belum tentu penting buat generasi millennials lho.
Dan jangan sungkan menerima lagi karyawan yang resigned baik-baik dan ternyata mau kembali lagi. selain kita masih perlu kontribusi mereka, juga untuk menunjukkan rumput tetangga tidak sehijau tampaknya 🙂
7 Comments
klo kita sudah merasa berkontribusi tapi apa yang kita dapatkan dari perusahaan tidak sesuai, dan kita membandingkannya dengan apa yang rekan kita dapatkan di perusahaan lain lebih baik, apakah sebaiknya kita langsung apply tmpat lain atau bicara kepada atasan mas agar imbalan yg kita dapatkan sesuai?
Menurut observasi Mas Yoris,
hal apakah yg paling menonjol dari keinginan para millenials ini ketika mencari pekerjaan?
pekerjaan yang bisa mereka banggakan ke peer-group mereka. Maklum sekarang kan era-nya social media 😉
menarik kayaknya mas masalah generasi x sama milenials ini. kalo lahir tahun 90 awal berarti aku masuk milenials nih.
Yes Jojoz, masuk millenials 🙂
“jangan sampai rumput tetangga tidak sehijau tampaknya”. Setuju sama pernyataan ini. Kadang memang harus pakai perhitungan juga. Ga bisa asal apply. Apalagi kalau masih mengambil contoh sepakbola. Nama kita akan lebih cepat melambung melalui klub yg lebih besar. Jadi, kesabaran itu memang perlu 🙂
begitu pula kalau sebagai karyawan 😉