Belajar Sejarah – Tan Joe Hok

Saya terpukau dengan Rudy Hartono, pemenang All England 8 kali.  Saya terpukau dengan Liem Swie King yang terkenal dengan ‘King Smash’ nya. Namun saya hanya tau nama Tan Joe Hok sebagai pemain bulu tangkis legendaris Indonesia.

Sampai hari ini, harian Kompas menurunkan tulisan mengenai TJH yang notabene orang Indonesia pertama yang memenangkan All England.  Baru saya sadar betapa kurangnya pendidikan sejarah ‘inspirational’ yang dulu saya dapatkan di sekolah.  Bagaimana TJH menjadi juara nasional di usia 17 tahun denga penuh perjuangan.  Cerita-cerita seperti ini yang perlu diajarkan di sekolah-sekolah sehingga murid-murid terinspirasi untuk bekerja keras mengejar cita-cita seperti Tan Joe Hok dan banyak tokoh sukses lainnya.

Saya menjadi General Manager Hard Rock Cafe termuda di Asia dan kedua di dunia di usia 26 tahun, namun itu terjadi secara accident bukan merupakan target.  Mungkin kalau dulu saya tau kisah sejarah TJH, bukan tidak mungkin menjadi pendorong saya untuk menjadi sukses di usia yang lebih muda lagi.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
FOTO: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Atau… jangan-jangan sekarang metode pengajaran sejarah sudah berubah? tidak seperti dulu jaman saya sekolah lagi? Dulu sih pelajaran sejarah kurang inspiring ya…

Blogged with the Flock Browser

Tags: , , , , ,

11 Comments

  1. Bener,ris..Inspiring stories tuh harusnya emang di-share di sekolah2. Since kurikulum-nya Depdiknas kayanya udah pakem, so what left is guru2nya yang mesti sering2 di-share success stories, supaya then mereka bisa share ke murid2nya..

  2. Kata Bung Karno: JAS MERAH, jangan sampai melupakan sejarah… trus ada yang bilang (saya lupa nama tokohnya) SEJARAH itu adalah perjuangan melawan lupa. Jadi kalau ga belajar sejarah, juga ada kemungkinan mengulangi kesalahan yang sama 😛

  3. Hebatnya mereka sekolah juga tinggi-tinggi…beasiswa dikejar..nggak kayak atlit sekarang yang lebih demen jadi selebritis he..he..he…

  4. Saya juga baca dan bener2 takjub dengan kisah para pahlawan kita–mereka seharusnya juga mendapat anugerah pahlawan.

    Apa yang salah dengan sistem pengajaran kita? Bahwa jadi guru kurang mulia? bahwa jadi atlet untuk bangsa kurang mulia? mungkin satu2-nya tolak ukur kemuliaan/kesuksesan saat ini adalah “uang”. Kesalahkaprahan yang sudah membudaya atau negara sudah tidak lagi memperhatikan para pahlawannya?

  5. sebenarnya kalau bicara ideal… selain menjadi atlit sesuai yang mulia dan membanggakan… harusnya menjadi atlit seperti di luar sangat kecukupan… sistim dirancang sehingga penerimaan atlit cukup besar dan menarik…

    ya balik-balik ke sistim sih 🙂 it’s simple… it’s a matter we want to do it or not

  6. Aku seorang guru dan aku membagi cerita sukses orang2 hebat seperti Newton, Edison dkk. Bagaimana mereka berjuang tanpa kenal lelah dan saat gagal hanya satu yang mereka lalukan yaitu mencoba lagi dan lagi… Tapi itu semua dimulai dari mimpi.. Anak2 perlu diajarkan untuk berani bermimpi.. selain itu aku dapat inspirasi untuk juga membagi cerita perjuangan orang2 kita sendiri seperti cerita TJH.Tks for sharing ….salam kenal….dari Solo

  7. hmm, ke sini lihat tan joe hok jadi kepikir. kalo kita bisa punya menteri pendidikan yang inspiring hasilnya pasti dahsyat banget tuh ya? bukannya birokrat-birokrat yg seperti sekarang.

    1. Bisa menarik dan bisa memberi motivasi ya… Semoga Mentri Pendidikan yang sekarang bisa membuat yang sistim pendidikan yang lebih baik lagi 🙂

    2. yes eko…. belajar sejarah bisa jadi inspiring dan memotivasi… mudah2an Mentri Pendidikan yang baru bisa membuat sistim pendidikan yang lebih lagi… amin!

  8. Setuju pak, seyogyanya pengajaran sejarah harus semakin berkembang baik dari metode maupun media pembelajaran agar bisa meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam belajar sejarah.

    Majulah terus dunia pendiikan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.