Sudah banyak film box office yang diangkat dari novel sukses. Laskar Pelangi misalnya, diambil dari kisah hidup penulisnya Andrea Hirata. Kalau di luar negri, ada Erin Brockovich yang mengambil cerita sang penulis melawan perusahaan energy sangat besar bernama PG&E (Pacific Gas and Electric Company), kebetulan film laris tersebut diperankan oleh Julia Roberts.
Julia Roberts kembali akan memerankan film based on true story yang yang diangkat dari novel laris berjudul Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert Film ini tidak terlalu sulit untuk dibuat karena memang novelnya berdasarkan perjalanan sang penulis di tahun 2006. Bahkan biaya travel selama hampir setahun ini dibiayai dari advance royalty yang diterima Elizabeth.
Sungguh beruntung dunia pariwisata kita, karena bila film ini juga meledak di seluruh dunia berarti menjadi sarana promosi yang sangat bagus buat Indonesia, khususnya pulau Bali. Apalagi konon sekitar 1/3 dari film ini memang menceritakan pengalaman Elizabeth di Bali, khususnya Ubud.
Sesuai judul bukunya, Elizabeth mengawali perjalanan dengan mengunjungi Italia yang memang terkenal dengan makanannya. Tak heran bila ia lantas naik berat badan setelah 4 bulanmenikmati hidup dan makanan (EAT) tentunya. Setelah itu Elizabeth menghabiskan 4 bulan di India dimana dia mencari ketenangan spiritual (PRAY) dengan belajar ber-devosi disana. Nah, 4 bulan sisanya dia habis di Indonesia, tepatnya Pulau Bali untuk mencari the true meaning of life dan cinta (LOVE) tentunya.
Buat yang suka baca novel, bisa langsung beli buku deh.
Buat saya, saya sangat berharap hal ini bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia. Pastinya akan ada pemain-pemain lokal yang ikut main dan wajahnya akan tampil di layar cinema berbagai belahan dunia termasuk America. Saya sih percaya kalau mas Tino Saroengallo – yang konon membantu produksi lokal film ini – pasti akan memanfaatkan secara maksimal cast-cast lokal terbaik yang kita miliki.
Lokasi-lokasi yang terpilih untuk masuk ke dalam film juga sebaiknya lebih disiapkan lagi oleh dinas pariwisata, sehingga bisa dimaksimalkan setelah film ini nantinya premier. Contoh saja, Suckling Pig Ibu Oka yang menurut Anthony Bourdain, “The Best Suckling Pig in the World” dalam program tv nya “No Reservation”. Namun kita manfaatkan secara maksimal, saat saya cerita ke teman-teman saya yang tinggal di Bali, mereka baru tahu bahwa Ibu Oka sampai direkomendasi seperti itu. Mereka sih sering kesana, namun tidak tahu soal program tv milik Travel Channel tersebut.
Mungkin banyak yang tidak nonton No Reservation di Travel Channel, maka dari itu untuk Film Eat, Pray, Love ini mudah-mudahan promosinya saat launch nanti akan dilakukan lebih special supaya masyarakat kita secara luas juga tahu dan bisa lebih memaksimalkan manfaat film ini.
Titik-titik pariwisata yang diangkat di film ini, dipersiapkan infra-structurenya lebih baik lagi. Sehingga bila ada gelombang turis yang datang ingin melihat tempat-tempat yang dikunjungi Elizabeth Gilbert sesuai novel dan filmnya, kita sudah siap.
Belum lagi paket bundling, mumpung mereka sudah travel all the wayto Bali, mungkin ditawarkan ke Yogyakarta sekalian?
Wah list nya bisa panjang sekali untuk postingan ini. Yang pasti, let’s Pray that everybody will LOVE this movie 🙂
1 Comment
Sebagai orang Bali, saya cukup terkesan bahwa Elizabeth Gilbert menemukan cintanya di pulau Bali. Semoga proses syutingnya lancar dan seperti yang kita semua harapkan, film ini nantinya akan jadi media promosi yang bagus sekali untuk Bali dan Indonesia (sekaligus pemicu untuk menunjukkan perilaku kita yang baik kepada dunia).