Siapa bilang kreatifitas hanya milik orang marketing. Pada dasarnya semua pekerjaan memerlukan kreatifitas untuk bisa sukses. Tapi banyak teman saya yang lantas bilang “loe sih enak, emang dasarnya kreatif, nah gue kan gak kreatif ris” sebenarnya mereka nggak tau kalau saya sendiri juga dulunya tidak kreatif. Itu wajar, menurut saya kreatifitas bukanlah semata faktor keturunan tapi juga faktor kebiasaan.
Apakah kita mau membuat creative thinking menjadi habit? Karena berpikir kreatif itu bisa dipelajari, dijalankan dan semakin sering tentunya semakin gampang karena sudah terbiasa. Jadi semuanya kembali pada kita sendiri.
Saya mencoba untuk mempunyai kebiasaan kreatif di segala hal. Mulai dari nomer telpon, pake jam tangan kadang di kiri dan kadang di kanan, sampai yang paling gampang memilih jalan untuk pergi ke kantor. Kita seringkali terjebak dengan kebiasaan dan rutinitas.
Ya, supaya kreatif cobalah dengan merubah sesuatu yang rutin. Misalnya jalan ke kantor tadi. Walau yang sekarang sudah yang terdekat dan tercepat tapi bila kita memulai dengan lewat jalan yang baru, it’s a start. Bayangkan dengan jalan yang baru tersebut anda bisa melihat banyak hal yang baru yang mungkin memberi inspirasi yang berbeda.
Apalagi kalau kita masih muda, apalagi yang bisa kita tawarkan kalau bukan kreatifitas. Saya bisa menjadi General Manager Hard Rock Café Jakarta di usia 26 (GM termuda kedua di HRC seluruh dunia) terutama karena saya kreatif.
Banyak hal baru yang saya tawarkan selama saya menjadi middle manager di Hard Rock Café, salah satunya program musik mingguan I Don’t Like Monday. Sebenarnya simple membuat konser untuk artis Indonesia yang sudah punya banyak album hanya saya lakukan setiap hari Senin. Kenapa senin? Karena senin waktu itu hari yang paling sepi di HRC maupun dimana-mana. Artis-artis juga banyak yang nganggur. Peralatan sound system juga banyak nganggur. Jadi biaya produksi bisa lebih murah. Dan yang paling penting, belum ada yang bikin event senin, jadi saya tidak punya saingan.
Ada yang bilang kreatif itu adalah melihat sesuatu yang sebenarnya simple tapi tidak kepikiran oleh orang lain. Jadi tidak susah banget kok. Coba deh lebih peka dengan keadaan sekeliling anda. Amati secara seksama, banyak inspirasi yang bisa diambil.
Bicara soal muda, baru-baru ini juga ada contoh yang bagus dari stasiun tv yang terbilang berusia cukup muda, Trans TV. Mereka sadar dengan usia muda mereka, mereka selalu hadir dengan program-program kreatif yang berbeda dari stasiun tv lainnya. Dari situ – saya baca di salah satu iklan – mereka sudah bisa klaim bahwa akhirnya mereka berhasil menjadi televisi dengan rating tertinggi di kelas AB. Dan saya saya sangat kagum, baru-baru ini mereka menjadi headline di harian kompas lantaran mendapat MURI untuk rekor pendaftaran karyawan baru terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Buat saya, ini merupakan contoh bagaimana mendapatkan MURI yang tepat dan relevan. Banyak perusahaan yang akhir-akhir ini saya lihat mendapatkan MURI hanya untuk sensational. Ini boleh-boleh saja kalau perusahaan tersebut baru sehingga perlu sensasi agar orang jadi kenal namun akan lebih baik kalau MURI award yang mereka dapat juga relevan.
Seperti Trans TV, MURI yang mereka dapat dari segi human resources selain sensasional juga relevan karena menunjukkan bahwa saat ini animo orang untuk masuk perusahaan tersebut sangat besar. As we all know that good company attract a lot of good people.
Diambil dari majalah Clear – kolom YORISSAYS every person is a creative person
1 Comment